Beberapa Fakta Menarik Tentang Double Ninth Festival

Festival Chongyang atau yang lebih dikenal dengan nama Double Ninth Festival atau Festival Sembilan Ganda yang dirayakan pada setiap tanggal 9 bulan 9 penanggalan Imlek. Terkadang disebut juga sebagai Festival Lansia atau lanjut usia. Berdasarkan catatan dari kitab Yi Jing, angka 6 melambangkan unsur Yin, sedangkan angka 9 dianggap melambangkan unsur Yang.
Jadi tanggal 9 bulan 9 penanggalan Imlek, baik tanggal atau bulannya merupakan unsur Yang. Oleh karena itu perayaan tersebut disebut dengan Festival Sembilan Ganda. Masyarakat zaman dulu percaya jika tanggal 9 bulan 9 memang pantas dirayakan. Pada masa itu, masyarakat punya tradisi mendaki gunung di hari tersebut, sehingga Festival Chongyang dikenal juga sebagai Festival Mendaki Dataran Tinggi. Festival Chongyang juga punya julukan yang lain yaitu Festival Bunga Krisan.
Untuk lebih jelasnya berikut dibawah ini beberapa fakta menarik tentang Double Ninth Festival diantaranya yaitu :
- Sejarah Festival Chongyang
Kilas balik sejarah Festival Chongyang bisa ditelusuri kembali ke Periode Berperangnya Antar Negara atau The Warring States Period. Festival Chongyang selama Dinasti Tang termasuk dalam salah satu perayaan atau pesta rakyat.
Pada saat dilangsungkannya Festival Chongyang, masyarakat akan keluar dari dalam rumah, lalu mereka bersama sama pergi mendaki bukit atau gunung, kemudian terlibat dalam berbagai kegiatan lain misalnya menikmati berseminya bunga Krisan, menyisipkan daun Zhuyu, makan kue Chongyang, serta minum anggur Krisan.
- Legenda Festival Chongyang
Festival Chongyang sama seperti perayaan tradisi lainnya yaitu memiliki legenda kuno yang melatar belakanginya. Pada masa pemerintahan Dinasti Han Timur (202 SM – 220 M), munculah sesosok makhluk jahat yang membawa wabah penyakit hidup di Sungai Ruhe. Setiap kali munculnya makhluk tersebut, maka orang orang akan berjatuhan sakit bahkan sampai meninggal dunia. Penyakit membinasakan yang dibawa oleh makhluk jahat tersebut membuat para penduduk di sekitar Sungai Ruhe sangat menderita.
- Tradisi Festival Chongyang
Pada Festival Chongyang diadakannya berbagai kegiatan perayaan seperti diantaranya :
- Mendaki Gunung
Di zaman Tiongkok Kuno, masyarakatnya akan menaiki tempat tempat tinggi seperti bukit dan gunung pada Festival Chongyang, sehingga perayaan ini dijuluki juga dengan “Festival Menaiki Tempat Tinggi”.
- Makan Kue Chongyang
Menurut catatan sejarah, kue Chongyang dikenal juga dengan nama kue Bunga, kue Krisan, serta kue 5 warna. Kue Chongyang merupakan kue 9 lapis yang dibentuk menyerupai menara. Di Puncak kue harus adanya dua ekor domba yang terbuat dari tepung. Sebagian orang menaruh bendera kecil berwarna merah pada puncak kue serta menyalakan lilin.
- Menikmati Keindahan Bunga Krisan Dan Minum Anggur Krisan
Festival Chongyang merupakan waktu atau masa keemasan dalam setahun. Konon katanya orang yang pertama kali menikmati keindahan bunga krisan serta minum anggur Krisan pada Festival Chongyang adalah Tao Yuanming seorang penyair yang hidup di zaman Dinasti Jin. Tao Yuanming terkenal akan sajak sajaknya serta sangat mengagumi bunga krisan. Setelah itu banyak orang yang mengikuti jejaknya, sehingga menjadikan minum anggur Krisan serta menikmati keindahan bunga Krisan sebagai sebuah tradisi.
- Menyisipkan Daun Zhuyu Dan Menyematkan Bunga Krisan
Menyisipkan daun Zhuyu pada Festival Chongyang mulai populer selama Dinasti Tang. Masyarakat kuno percaya bahwa menyisipkan daun Zhuyu diyakini bisa menangkal bencana serta wabah penyakit. Para wanita akan menyematkan bunga Krisan di rambut atau menggantungkannya pada jendela serta pintu pintu rumah untuk mengusir makhluk jahat.